Sejak dibukanya jalur bisnis bagi kepemilikan asing, investor internasional mulai mempercayakan proyek mereka di Qatar. Negara mengalami kemajuan pesat secara ekonomi yang diakibatkan berkembangnya berbagai sektor, seperti pariwisata, manufaktur, perdagangan hingga kesehatan. Dari sana pula, tenaga kerja asing berbondong-bondong datang untuk mengadu nasib dan mengembangkan karir.
Jumlah TKA dilaporkan telah mencapai 85% dari populasi di Qatar. Hal tersebut lantas mempengaruhi budaya yang semakin bervariasi dan aturan-aturan lebih beragam. Baik lembaga pemerintah, sektor swasra, perusahaan baru, bisnis keluarga atau multinasional, sama-sama terbuka untuk asing. Oleh karena itu, mereka menilai negara adalah tempat yang tepat untuk mengenal budaya baru, berpikiran terbuka serta fleksibel.
Memahami budaya bisnis lokal merupakan hal yang penting. Sementara itu, kultur di negara Timur Tengah berbeda dengan negara bagian timur atau barat. Ikatan pertemanan dan keluarga diperhitungkan dan sangat mendalam, sehingga turut menjadi bagian dari bisnis. Akibatnya, koneksi untuk mendapatkan bantuan merupakan hal umum.
Perubahan positif terjadi berkat Qatar National Vission 2030. Perusahaan-perusahaan kini jadi lebih bertanggung jawab, transparan, etis dan tertata rapi. Mereka juga mulai menerbitkan kode etik dan melakukan tugas sesuai yang diharapkan oleh pelanggan serta vendor.
Qatar mungkin bukan satu-satunya negara Timur Tengah yang ramah bsinis seperti Dubai dan Bahrain. Namun demikian ekspatriat dan investor asing akan menemukan budaya bisnis yang bersahabat dan penuh peluang.